A. Pengertian
- PENDUDUK
Secara garis besar Pengertian penduduk adalah sekolompok orang yang mendiami tempat dalam suatu wilayah tertentu terlepas dari warga negara ataupun bukan warga negara tersebut
Berikut beberapa pengertian penduduk menurut para Ahli :
P.N.H SIMANJUNTAK
Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau
berdomisili di dalam suatu wilayah negara
Dr. KARTOMO
Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu wilayah
tertentu pada waktu tertentu, terlepas dari warga negara atau bukan warga
negara
AA NURDIMAN
Penduduk adalah mereka yang menetap dan berdomisili dalam
suatu negara
SRI MURTONO, HASSAN SURYONO, MARTIYONO
Penduduk adalah setiap orang yang berdomisili atau bertempat
tinggal di dalam wilayah suatu negara dalam waktu yang cukup lama
TIM MATRIX MEDIA LITERATA
Penduduk adalah sekumpulan orang yang hidup dalam suatu
wilayah geografis.
Para ahli biasanya membedakan antara ilmu kependudukan
(demografi) dengan studi-studi tentang kependudukan (population studies).
Demografi berasal dari kata Yunani demos – penduduk dan Grafien – tulisan atau
dapat diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang
jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor
tersebut berubah dari waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat
kuantitatif dan yang bersifat kualitatif. Demografi yang bersifat kuantitatif
(kadang-kadang disebut Formal Demography – Demography Formal) lebih banyak
menggunakan hitungan-hitungan statistik dan matematik. Tetapi Demografi yang
bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan aspek-aspek kependudukan secara
deskriptif analitik. Sedangkan studi-studi kependudukan mempelajari secara
sistematis perkembangan, fenomena dan masalah-masalah penduduk dalam kaitannya
dengan situasi sosial di sekitarnya.
- KEBUDAYAAN
Kebudayaan sangat erat Hubungannya dengan masyarakat. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits
menyebutkan kebudayaan memiliki 4
unsur pokok, yaitu:
- alat-alat teknologi
- sistem ekonomi
- keluarga
- kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski
mengatakan ada 4 unsur pokok yang
meliputi:
- sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- organisasi ekonomi
- alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
- organisasi kekuatan (politik)
C. Kluckhohn
mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara
universal (universal categories of culture) yaitu:
- bahasa
- sistem pengetahuan
- sistem tekhnologi dan peralatan
- sistem kesenian
- sistem mata pencarian hidup
- sistem religi
- sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan
Sebuah
kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut
sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal
perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena perbedaan umur, ras,
etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa
cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan
yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung
pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas,
seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan
keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
- Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
- Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
- Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
- Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
Berikut beberapa masalah serta solusi yang terjadi terhadap :
PENDUDUK.
- Kepadatan penduduk
Kepadatan
penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka
tinggal.
Beberapa
pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada
penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan
katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut
menunjukkan kenaikan logistik penduduk.
Negara-negara
kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako,
Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan
penduduk tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.
Pada tanggal
19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan mencapai 7 miliar
jiwa. Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober 1999 sebagai tanggal
dimana penduduk dunia mencapai 6 miliar jiwa, sekitar 12 tahun setelah penduduk
dunia mencapai 5 miliar jiwa.
Berikut
adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):
Republik
Rakyat Tiongkok (1.306.313.812 jiwa)
India (1.103.600.000
jiwa)
Amerika
Serikat (298.186.698 jiwa)
Indonesia
(241.973.879 jiwa)
Brasil
(186.112.794 jiwa)
Pakistan
(162.419.946 jiwa)
Bangladesh
(144.319.628 jiwa)
Rusia
(143.420.309 jiwa)
Nigeria
(128.771.988 jiwa)
Jepang
(127.417.244 jiwa)
umumnya
dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan
adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu
contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat
Tiongkok yang terkenal dengan kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini
diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran
kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib.
Indonesia
juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga
Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan.
Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
- Penurunan Jumlah Penduduk
Berkurangnya
jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada sebuah daerah. Hal
ini disebabkan oleh perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi
besar-besaran. Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali
oleh gabungan faktor-faktor tersebut. Di masa lampau penurunan jumlah penduduk
disebabkan terutama sekali oleh penyakit. Pada tahun-tahun belakangan ini
populasi penduduk Rusia dan tujuh belas bekas negara komunis lainnya mulai
menurun (1995-2005). Kasus Black Death di Eropa atau datangnya
penyakit-penyakit dari dunia lama ke Amerika merupakan faktor penyebab turunnya
jumlah penduduk.
Keinginan
untuk mempunyai anak dalam jumlah kecil. Penundaan usia kawin sampai selesai
pendidikan untuk mendapat pekerjaan. Dilaksanakannya program Keluarga
Berencana. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami
dan pertumbuhan penduduk migrasi.
Pertumbuhan
Penduduk Alami, yaitu perkembangan penduduk yang disebabkan angka kelahiran lebih
besar dari angka kematian. Angka kelahiran ialah rata-rata banyak bayi yang
lahir dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun (angka kelahiran kasar).
Pertumbuhan
Penduduk Migrasi ialah perkembangan penduduk yang disebabkan oleh perbedaan
antara jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi).
KEBUDAYAAN.
- Perubahan KebudayaanPerubahan Kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidak sesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan.Perubahan kebudayan mencakup banyak Aspek,baik bentuk,sikap perubahan,dampak perubahan,dan mekanisme yang dilaluinya.Perubahan kebudayaan di dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan.Pembangunan dan modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan);perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi,berlangsung cepat,dan diluar kendali manusia .
-
Penyebaran
Kebudayaan
Dalam hal
penyebaran kebudayaan,seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa
dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut
Pertama,
aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan,melainkan
individual.Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada abad ke-19 tidak masuk secara
keseluruhan.Dunia Timur tidak mengambil budaya Barat secara keseluruhan,tetapi
unsur tertentu,yaitu teknologi.Teknologi merupakan unsure yang paling mudah di
serap.Industrialisasi di Negara –negara Timur merupakan pengaruh dari
kebudayaan Barat.
Kedua,
kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya. Makin
tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi
adalah lapis dalam dari budaya. Religi orang barat (Kristen) sulit diterima
oleh orang Timur dibanding teknologinya. Alasannya, religi merupakan lapisan
budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapisan luar
dari budaya.
Ketiga, jika satu unsur masuk maka
akan menarik unsur budaya lainnya. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan
membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang-orang asing yang berkerja
di industri teknologi tersebut.
Keempat, aspek atau unsur budaya
yang di tanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat
yang didatangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan contoh nasionalisme.
Nasionalisme sebagai hasil evolusi social budaya dan menjadi sebab tumbuhnya
Negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah system
kenegaraan di dunia Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur Tengah.
Penyebaran
Kebudayaan
SOLUSI
MENGATASI PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
1. Prioritas
pada masalah
Penyimpangan
seperti sudah benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai, asumsi, keyakinan
atau pengalaman hidup kita. Karena penyimpangan itu pasti banyak kalau dicari
apalagi dicari-cari, maka sebaiknya kita perlu membuat prioritas penyelesaian
penyimpangan.
Manfaatnya
adalah untuk menghindari keinginan-keinginan yang ditunggangi dorongan
keinginan atau mood sesaat. Terkadang, kita menginginkan situasi atau kondisi
yang langsung baik dan sempurna dari seluruh segi yang sama persis seperti firman
kitab suci, sama persis seperti saran konsultan, atau sama persis seperti
khutbah para pakar manajemen di buku-buku. Padahal, secara resource, kita belum
mampu ke sana. Kesempurnaan itu adalah upaya untuk selalu menyempurnakan
kekurangan / penyimpangan.
Selain itu,
memutuskan perbaikan yang dasarnya masalah, akan membuat keputusan kita lebih
membumi, lebih memfokus, lebih riil sasarannya. Para motivator sering
mengatakan pikiran ini akan bekerja lebih bagus kalau diberi sasaran yang lebih
jelas, lebih spesifik, atau lebih terukur. Sebaliknya, ia akan
"bingung" kalau disuruh memikirkan sasaran yang tidak jelas, terlalu
normatif, atau terlalu abstrak.
2.
Konseptualisasi
Agar kemauan
kita itu menjadi pemahaman bersama, kita perlu mengkonsepkannya, menyatakannya
dalam bentuk pedoman yang bisa dipahami orang lain. Beberapa organisasi memang
telah memiliki rumusan tertulis dari nilai-nilai yang diinginkan untuk terwujud
dalam praktek. Tetapi ini masih banyak juga yang belum memiliki.
Selain bisa
menjadi instrumen pemahaman bersama, rumusan tertulis juga akan menjadi pedoman
perlakuan. Ini supaya jangan sampai kita tidak care terhadap penyimpangan dan
tidak care pula terhadap prestasi atau performansi kerja sebagian orang. Jangan
sampai karyawan memendam kesimpulan:
Jika kita
menginginkan budaya yang positif dan lingkungan kerja yang mendukung, kita pun
perlu mendukung (memberi reward) orang-orang yang sudah menunjukkan
dukungannya. Dan pada saat yang sama, kita pun perlu memberikan punishment
kepada orang yang terbukti menunjukkan penyimpangannya. Kelemahan kita,
terkadang, kita menginginkan kebaikan, tetapi kurang appreciate pada orang yang
baik dan lemah ATAU ignorance (tidak peduli (acuh tak acuh) menghadapi orang
yang tidak baik.
3. Membuka
fasilitas dan peluang pembelajaran
Pengalaman
kita bersama menunjukkan bahwa untuk membuat orang melakukan sesuatu, ini
membutuhkan effort yang jauh lebih banyak dibanding dengan membuat orang yang
tidak tahu menjadi tahu. Yang terakhir ini cukup dengan diberi tahu melalui
mulut atau tulisan. Adapun untuk yang pertama, apalagi jika yang kita inginkan
menjadi budaya, pasti tidak cukup dengan identikasi masalah prioritas dan
konseptualisasi keinginan.
Budaya
menyimpang, perlu diluruskan melalui proses belajar yang benar agar hasilnya
benar. Esensi mendasar dari prinsip pembelajaran ini adalah memperbaiki keadaan
(mengubah ke arah yang lebih baik) dengan cara melakukan sesuatu (proses)
berdasarkan masalah yang muncul dengan berbagai cara yang mungkin. Intinya,
kita tidak melihat penyimpangan budaya yang terjadi sebagai sebuah kesimpulan
akhir, melainkan sebagai sebuah proses untuk diperbaiki. Kita tidak melihat
penyimpangan sebagai penyimpangan tetapi sebagai isyarat untuk melakukan
perubahan dan pengembangan..
Adapun
bentuk fasilitas itu bisa kita sesuaikan berdasarkan keadaan, kemampuan dan
keinginan. Pokoknya, apapun fasilitas yang bisa menyentuh orang untuk terdorong
memperbaiki keadaan (dirinya, orang lain, dan lingkungan), itu perlu kita buka,
dari mulai yang paling mahal sampai yang paling gratis menurut ukuran kita. Ini
misalnya saja, training, konseling, coaching, teaching, dialog, pertemuan
rutin, pengawasan langsung, pengarahan, dan lain-lain.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil ksimpulan sebagai berikut,
Dalam hal
perubahan budaya bisa memuunculkan masalah, antara lain perubahan akan
merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress
(kemajuan);perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan
melalui revolusi,berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
Dalam hal
penyebaran budaya bisa memuunculkan masalah, diantaranya masyarakat penerima
akan kehilangan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya
budaya asing yang masuk.
Sekian pembahasan dari saya :) Smoga bermanfaat.
sumber :
“Aplikasi Pendidikan SMP, Mata Pelajaran Geografi 7”, di
produksi oleh: PT. Kharisma Nusantara Teknologi..
http://aunurangsar.blogspot.com/2013/05/problematika-kebudayaan-dan-solusinya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar