BAB
1 TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
A. PENDAHULUAN
Yang dimaksud dengan Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan
tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang
dihadapi manusia dalam hidupnya sehari-sehari . Para lulusan perguruan kita
kurang mempunyai tempat yang sama untuk berpijak.
Diharapkan
agar mata kuliah ini dapat menjadi semacam “lingua franca” bagi para akademisi
dari berbagai lapangan ilmiah. Kelancaran berkomunikasi ini selanjutnya akan
memperlancar pula pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani
oleh para cendikiawan dari berbagai lapangan keahlian itu.
Salah
satu sifat penting mata kuliah ini ialah bahwa ini bukan pelajaran sastra,
bukan music, bukan filsafat, bukan sesuatu disiplin yang berdiri sendiri.
Sesuai dengan namanya Ilmu Budaya Dasar – Kuliah ini hanya memberikan
dasar-dasar yang cukup kuat kepada mahasiswa untuk mencari hubungan antara
segala segi kebudayaan dalam hubungan usaha yang terus menerus mencari
kebenaran, keindahan, kebebasan, dalam berbagai bentuk, serta hubungannya
dengan alam semesta, Tuhannya, masyarakatnya dan juga penemuan dirinya sendiri,
pendeknya dalam mencari hidup yang dirasanya lebih bermakna. Jadi secara
singkat dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat mata kuliah ini mahasiswa
diharapkan memperlihatkan :
1. Minat
dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi disekitarnya dan di luar
lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya sendiri dan mengapa
2. Kesadaran
akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini
dengan cara hidupnya sehari-hari
3. Kerelaan
memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk
mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai
tersebut unruk dirinya sendiri
4. Keberanian
moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya
dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat
dibenarkan.
Latar
belakang IBD dalam konteks budaya, Negara dan masyarakat Indonesia berkaitan
dengan permasalahan seperti berikut:
1. Kenyataan
bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yang tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang
biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuran, dan kedaerahan
2. Proses
pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak
positif dan negative berupa terjadinya perubahan dan pergeseran system nilai
budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terena pengaruhnya, akibat
lebih jauh dan pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konfilk dalam
kehidupan.
3. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia,
menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri
terhadap kemajuan yang telah diciptakannya.
B. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN
DARI MATA KULIAH DASAR UMUM
Ilmu
budaya dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum
(MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi, baik yang
sifatnya eksakta maupun non eksakta.
Secara
khusus MKDU bertujuan untuk menhasilakn warga Negara sarjana yang
berkualifikasi sebagai berikut:
1. Berjiwa
pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengalaman nilai-nilai
pancasila dan memiliki integrasi kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan
kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia
2. Takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran
agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
3. Memiliki
wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan
kehidupan baik social, ekonomi, politik, kebudayaan maupun pertahanan
keamaanan.
4. Memiliki
wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara
bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan
alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.
C. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti
istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the
Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu
the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai
manusia itu sendiri. Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok
pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan.
Istilah
Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa inggris “The Humanities”. Istilah
Humanities berasal dari bahasa latin humanus yang diartikan manusia, berbudaya
dan halus.
Untuk
mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih
dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof. H. Harsya Bachtiar
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
1. Ilmu-ilmu
Alamiah (natural science)
Ilmu-ilmu alamiah
bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.
Hasil penelitiannya 100% benar dan 100% salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu
alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran,
mekanika.
2. Ilmu-ilmu
Sosial (social science)
Ilmu-ilmu social
bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan
antar manusia. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu social antara lain ilmu
ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikolog, antropologi social, sosiologi
hokum, dsb.
3. Pengetahuan
Budaya (the humanities)
Pengetahuan budaya
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusiawi.
Pengetahuan budaya (
The humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencangkup keahlian
(disiplin) seni dan filsafat. Sedangkan Ilmu Budaya Dasar (Basic humanities)
adalah udaha yang diberikan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar
berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa inggris
disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah
nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya (homo humanus), sedangkan Ilmu
budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan budaya.
D. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalah salah satu bidang
keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities), akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah
satu usaha mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan
alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk
bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
1.
Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka.
2.
Memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.
Mengusahakan
agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam
bidang disiplin masing-masking, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotakan disiplin dan ketat.
4.
Mengusahakan
wahan komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama
lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan
lebih lancar dalam berkomunikasi.
E.
RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Beritik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditentukan
diatas, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, kedua masalah
tersebut ialah :
1.
Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The
Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
2.
Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi
lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan
kesamaan-kesamaan akan tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara
tidak seragam, segaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan
corak ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku dan hasil kelakuan mereka.
Pokok bahasan
yang akan dikembangkan adalah :
-
Manusia
dan cinta kasih
-
Manusia
dan keindahan
-
Manusia
dan penderitaan
-
Manusia
dan keadilan
-
Manusia
dan pandangan hidup
-
Manusia
dan tanggung jawab serta pengabdian
-
Manusia
dan kegelisahan
-
Manusia
dan harapan
BAB
10 MANUSIA DAN KEGELISAHAN
A. PENGERTIAN KEGELISAHAAN
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal
yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa
khawatir, tidak tenang, dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan.
Kegelisahaan
merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan
sehari-hari. Kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun
ketakutan.
Sigmund
Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang
menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan
kecemasan moril.
a.
Kecemasan
obyektif
Kecemasan
tentang kenyataan adalah suatu pengalaman suatu pengalaman perasaan sebagai
akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap
keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya.
Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam
arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia
berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
b.
Kecemasan
neuritis (syaraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund
Freud, kecemasan di bagi menjadi tiga :
(1) Kecemasan
yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang
itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga
menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang
yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
(2) Bentuk
katakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia
adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi propersi yang sebenarnya dari objek
yang ditakutkannya.
(3) Rasa
takut lain ialah rasa gugup, gagap, dsb. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba
tanda ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan
diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neuritis yang
sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id
meskipun ego dan superego melarangnya.
c.
Kecemasan
moril
Kecemasan moril
disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi
antara lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta rasa kurang.
B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila
kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut
kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman
dari luar maupun dari dalam.
C. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita
harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga
segala kesulitan dapat kita atasi.
Untuk
mengatasi kegelisahaan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan.
Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya, kita harus percaya bahwa
Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.
D. KETERASINGAN
Keterasingan
berasal dari kata saing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing
berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti,
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari orang lain, atau terpencil.
Terasing
atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah
mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang
berbeda satu sama lain.
Yang
menyebabkan orang berbeda dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak
diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat \, atau kekurangan yang
ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri
dalam masyarakat.
Perilaku
yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan
keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh
nilai-nilai kemanusiaan.
Keterasingan
yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya, tidak simpati,
tidak mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak memperdulikan, memboikot,
bahkan mengisolasi di pelaku.
Dalam
karya sastra Abdul Muis yang judulnya “Salah Asuhan”, Hanafi yang berpendidikan
Barat adalah tipe orang yang sombong, angkuh, tak menghormati orang lain.
Kesalahan
yang dibuat seseorang juga dapat membuat orang itu dalam keterasingan, dank
arena itu ia merasa gelisah.
E. KESEPIAN
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian
berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah
mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu
bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadi kesepian
Bermacam-macam
penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal
itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka
bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.
F. KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan,
tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu
semua adalah akibat pikirannya tidak dapt konsentrasi.
G. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang
yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apabila
mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang
lain, sehingga jalan pikirannya
menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru.
Beberapa sebab orang
tak dapat berpikir dengan pasti ialah:
1. Obsesi
Obsesi
merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang
terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau
sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita.
2. Phobia
Ialah
rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau
kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
Ialah
adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan
yang tak menyadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
4. Histeria
Ialah
neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit
yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap
orang lain.
5. Delusi
Menunjukan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu, Tidak dapat
memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi
dibagi menjadi 3 :
a. Delusi
perkusi : menganggap
keadaan sekitarnya jelek.
b. Delusi
keagungan : menganggap
dirinya orang penting dan besar
c. Delusi
melancholis : merasa dirinya
bersalah, hina dan berdosa
6. Halusinasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga
berhalusinasi. Hanulasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau
pemakai obat bius.
7. Keadaan Emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sang berpengaruh oleh emosinya. Ini Nampak pada
keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah,
nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikap ini dapat pula berupa
kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka
mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.
H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN
KETIDAKPASTIAN
Orang
yang tidak dapat berfikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam
penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental si penderita.
Bila
penyebab itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah yaitu dipertemukan dengan
orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit,
sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat
disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang
yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang
kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikan mereka sadar, kesembuhan itu
adalahkarena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan
dirinya sendiri.
BAB 11 MANUSIA DAN HARAPAN
A. PENGERTIAN HARAPAN
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda,
biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil.
Berhasil
atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan
berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjad. Dengan demikian harapan
masyarakat menyangkut masa depan.
Contoh
:
·
Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadarma,
ia rajin belajar dengan harapan didalam ujian semester mendapatkan angka yang
baik.
B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
?
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahkluk social. Setiap lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan
hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ada dua hal yang
mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
·
Dorongan
Kodrat
Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berkata, mempunyai keturuan dan sbb.
Kodrat
juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan
perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip kodrat manusia ialah kodrat
binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara
kedua makhluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah
akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan.
Dalam
diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan
untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia
lain.
Dengan
kodrat ini maka manusia mempunyai harapan.
·
Dorongan
Kebutuhan Hidup
Kebutuhan
hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : Kebutuhan jasmani dan
Rohani.
Kebutuhan
jasmani misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah, (sandang, pangan, dan papan),
ketenangan, hiburan dan keberhasilan.
Dengan
adanya dorongan kodrat dan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan.
Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia
itu ialah :
a. Kelangsungan
hidup (survival)
b. Keamanan
(safety)
c. Hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d. Diakui
lingkungan (status)
e. Perwujudan
cita-cita (self actualization)
a.
Kelangsungan
hidup (Survival)
Untuk melansungkan
hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat tinggal).
Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Sandang, semula hanya
berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam
perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan keamanan,
tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
Papan yang dimaksud
adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena rumah
itu sebagai tempat berlindung dari panas, gelap dsb.
b.
Keamanan
(Safety)
Setiap
manusia membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan
keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu bertanda minta perlindungan.
Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh
ibunya. Setelah bertambah besar ia dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan
dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa
aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh keamanan moril bagi
pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa
Tuhan memberikan perlindungan berarti
sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
c.
Hak
dan Kewajiban Mencintai dan Dicintai (be loving and love)
Tiap
orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula
kesadaran akan hak dan kewajiban.
Bila
seseorang menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya
mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja
banyak mengkhayal. Ia telah sadar keberadaannya. Pada usia itu, biasanya
terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua.
d.
Diakui
lingkungan (status)
Setiap
manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu
“untuk apa” ada lirik berbunyi “aku ini siapa, mengapa aku dilahirkan”. Dari
bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa manusia yang lahir di
bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaanya, Status
dalam keluarga, Status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu
penting, karena dengan status orang tau siapa dia. Harga diri orang lain
melekat pada status orang itu.
e.
Perwujudan
cita-cita (self actualization)
Selanjutnya manusia
berharap diakui keberadannya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau
profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar
ia diterima atau diakui kehebatannya.
C. KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar :
-
Ia tidak percaya pada dirinya sendiri
-
Saya tidak percaya ia berbuat seperti
itu atau berita itu kurang dapat dipercaya
-
Bagaimana juga kita harus percaya pada
pemerintah
-
Kita harus percaya akan
nasehat-nasehat kyai itu, karena
nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran Al-Qur’an
Dengan
contoh berbagai kalimat yang sering kita dengar dalam ucapan sehari-hari itu,
maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Dalam
hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang
yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Kebenaran
Kebenaran
atau benar amat penting bagi manusia. Setai orang medambakannya, karena ia
mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran,
sikap dan perasaan.
Dalam
tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak
menyimpang dari kebeneran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam
bertindak, berucap, maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan
namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, “Sekali lancing ke ujian, selama
hidpu orant tak percaya”, karena itu wajarlah kalau ketidakbenaran dapat
berakibat kegelisahan, ketidakpastian, dan kedukaan.
Tujuan
ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahaan, dan
ketidakpastian.
Ajaran
kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.
Jelaslah
bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia.
Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan, memperjuangkan
kebenaran.
Dr.
Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat ilmu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1. Teori
koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar
bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsistensi dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : Setiap manusia akan mati, Paul
manusia
2. Teori
Korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu
pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Contoh : Jakarta itu ibukota Republik
Indonesia
3. Teori
Pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria
apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu
diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap,
berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung
mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya
lagi.
D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran, Sumber kebeneran adalah manusia. Kepercayaan
dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan
pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pda Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya
kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua , guru,
atau siapa aja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap
kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap
kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu di percaya karena ucapannya.
3. Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan
pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.
Poedjawiyatna, Negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan
memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan
sejati. Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban
tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab
langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun
milik rakyat. Rakyat adalah Negara, rakyat itu menjelma pada Negara. Salah
satunya realitas adalah Negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak
berarti. Orang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, Negara. Hanya Negara
sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada Negara, Negara
demikian itu disebut Negara totaliter. Satu-satunya yang mempunyai hak adalah
Negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban
(Negara diktator).
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena
merupakan tali mkuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.
Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai
kepercayaan pada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan
daya kekuatannya.
Berbagai
usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha
ini bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha ini
antara lain :
a. Meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b. Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat
c. Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dsb.
d. Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e. Menekan
perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah, dsb.
BAB
9 MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
A.
PENGERTIAN
TANGGUNG JAWAB
Tanggung
jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga tanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia
adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya,
atau memberikan jawab dan menaggung akibatnya.
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran dan kewajibannya.
Seseorang mau bertanggung jawab
karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan
akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena
manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak
boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya.
Manusia diciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia
dan antara manusia dan lingkungan.
Tanggung
jawab itu bersifat kodrati artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia,
bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab(berbudaya). Manusia merasa bertanggung jaab karna ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu dan menyadari juga bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,penyuluhan,keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab(berbudaya). Manusia merasa bertanggung jaab karna ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu dan menyadari juga bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,penyuluhan,keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B.Macam-macam Tanggung
Jawab
Manusia itu berjuang untuk memenuhi kebutuhan/keperluannya sendiri atau untuk pihak lain.
Dalam usahanya itu manusia juga harus menyadaribahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan.
Atas dasar ini ada beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
a.Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Dengan adanya tanggung jawab terhadap diri sendiri manusia dituntut untuk memenuhi
kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
Dengan demikian bisa memecahkan masalah-maslah kemausiaan mengenai dirinya sendiri.
b.Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakt kecil. Setiap keluarga terdiri atas suami-istri dan anak-anak.
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.Tanggung jawab ini
mempengaruhi nama baik keluarga.
c.Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hiduptanpa orang lain,sesuai dengan kedudukannya
sebagai mahluk sosial
d.Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara
Tiap individu adalah warga Negara dari suatu Negara.
Dalam berpikirberbuat,bertindak,bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara.
e.Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi untuk mengisi kehiduapannya manusia memiliki
tanggung jaab langsung terhadap Tuhan.
Sehingga tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam
berbagai kitab suci melalui berbagi macam agama.
Manusia itu berjuang untuk memenuhi kebutuhan/keperluannya sendiri atau untuk pihak lain.
Dalam usahanya itu manusia juga harus menyadaribahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan.
Atas dasar ini ada beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
a.Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Dengan adanya tanggung jawab terhadap diri sendiri manusia dituntut untuk memenuhi
kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
Dengan demikian bisa memecahkan masalah-maslah kemausiaan mengenai dirinya sendiri.
b.Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakt kecil. Setiap keluarga terdiri atas suami-istri dan anak-anak.
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.Tanggung jawab ini
mempengaruhi nama baik keluarga.
c.Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hiduptanpa orang lain,sesuai dengan kedudukannya
sebagai mahluk sosial
d.Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara
Tiap individu adalah warga Negara dari suatu Negara.
Dalam berpikirberbuat,bertindak,bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara.
e.Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi untuk mengisi kehiduapannya manusia memiliki
tanggung jaab langsung terhadap Tuhan.
Sehingga tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam
berbagai kitab suci melalui berbagi macam agama.
C.Pengabdian dan Pengorbanan
a.Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran,pendapat,dan ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan,cinta,kasih sayang,hormat yang dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.
Sebagai mahluk ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan
perujudan tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
a.Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran,pendapat,dan ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan,cinta,kasih sayang,hormat yang dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.
Sebagai mahluk ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan
perujudan tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.Pengorbanan
Pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian.
Dengan demikian pengorbanan yang besifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan
yang tidak mengandung pamrih.
Perbedaan pengorbanan dan pengabdian tidak begitu jelas karna dimana ada pengabdian
pasti ada pengorbanan.
Pengorbanan adalah akibat dari pengabdian.Pengorbanan dapat berupa harta benda,pikiran
,perasaan,tenaga,biaya,dan waktu.Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan tetapi
dalam pengorbanan belum tentu ada pengabdian.
Pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian.
Dengan demikian pengorbanan yang besifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan
yang tidak mengandung pamrih.
Perbedaan pengorbanan dan pengabdian tidak begitu jelas karna dimana ada pengabdian
pasti ada pengorbanan.
Pengorbanan adalah akibat dari pengabdian.Pengorbanan dapat berupa harta benda,pikiran
,perasaan,tenaga,biaya,dan waktu.Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan tetapi
dalam pengorbanan belum tentu ada pengabdian.